Tasawuf

Taswuf adalah salh satu khazanah intelektual muslim yang kehadirannya hingga saat ini semakin dirasakan khazanah pemikiran dan pandangannya, dibidang tasawuf itu kemudian menemukan momentum pengembangannya dalam sejarah, yang antara lain ditandai oleh munculnya sejumlah ulama’ besar dalam era tasawuf . Menurut riwayat hidup para sufi,dzu nun al-misri dikenal sebagai seorang si yang ilmunya luas, kerendahan hati, dan budi pekertinya yang baik. Dalam bidang tasawuf beliau dianggap penting, karena beliau adalah orang pertama di mesir yang membahas masalah maqamat dan ahwal para wali. Serta memahami definisi tauhid dengan pengertian yang bercorak sufistik, beliua mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan pemikiran tasawuf. Sejumlah penulis banyak menyebutkan beliau sebagai salah seorang peletak dasar-dasar tasawuf. 


1.1 RUMUSAN MASALAH 

1.2.2. siapakh dzu nun al-misri itu?
1.2.3. bagaimana pemikiran taswuf dari dzu nun al-misri itu?
1.2.4. apa corak pemikiran dzu nun al-misri itu?
1.2.5. karya apakah yang dihasilkan oleh dzu nun al-misri itu?

Demikian rumusan masalah yang dapat kami tulis, adapun yang lain yaitu terakhir dari dalam pembahasan makalah.

BAB II
PEMBAHASAN

1. BIOGRAFI
Dzu nun al-misri adalah mana julukan bagi seoarang sufi yang tinggal disekitar pertengahan abad III H. nama lengkap beliau adalah abu al-faidh sauban bin ibrohim, ia dilahirkan di ekhmim kawasan mesir hulu, pada tahun 180 H/796 M. dan beliau wafat pada tahun 246 H/856 M. julukan dzu nun al-misri diberikan kepadanya sehubungan dengan berbagai kekeramatannya yang allah berikan kepada beliau, diantaranya dzu nun al-misri pernah mengeluarkan seorang anak dari dari perut buaya disungai nil dalam keadaan selamat.

Asal mula al-misri tidak banyak diketahui oleh masyarakat sekitar, tetapi riwat tentang beliau sebagai seorang sufi banyak diutarakan dikalangan masyrakat luas, dalam perjalanannya beliau selalu berpindah pindah dari satu tempat ketempat lain, dzu nun al-misri pernah menjelajahi berbagai daerah dimesir dintaranya beliua mengunjungi bait al-maqdis, baqdad, mekah, pegunungan libanun dan lembah kan’an. 
Pada tahun 214 H/829 M, beliau ditangkap dengan tuduhan zindiq, akibatnya beliau dipanggil menghadap kholifah al-mutawakkil, namun beliau dibebaskan dan dipulagkan kemesir dengan penuh penghormatan, kedudukan dzu nun al-misri itu diakui sebagai wali secara umum tatkala beliau meninggalkan dunia yang fana ini. 

2. PEMIKIRAN TASAWUF
 Dzu nun al-misri memiliki sistematika sendiri tentang jalan menuju ma’rifat, beliau menyebutkan bahwa jalan itu ada dua macam yaitu:  
• Thariq al-inabah adalah jalan yang harus dimulai dengan cara iklas dan benar.
• Thariq al-ihtiba’ adalah jalan yang tidak mensyaratkan apapun kepada seseorang karena hanya urusan allah semata.

 Dzu nun al-misri memperoleh ma’rifat bukan dengan caranya sendiri melinkan dengan bantuan allah, kalau bukan karena bantuannya dzu nun al-misri tidak mungkin mengenal maqam al-ma’rifat.
 Menurut pengalamannya, sebelum sampai maqam ma’rifat dzu nun al-misri melihat tanda tanda kebesaran-Nya yang terdapat dialam semesta ini. dzu nun al-misri itu menunjukkan bahwa ma’rifat tidak diperoleh begitu saja, akan tetapi merupakan pemberian allah, rahmat dan ni’mat dari-nya.  

3. CORAK PEMIKIRAN 
 Corak pemikiran dzu nun al-misri termasuk irfani sebab dalam fenomena ini merupakan gejala yang sulit dan tidak mudah didefinisikan, doctrinal irfani ini merupakan pengalaman rohani seseoarang yang lebih menekankan pengunaan dzauq dari pada rasio, sehingga sifatnya sangat personal dan subjktif. 
 Dalam ajaran tasawuf, dzu nun al-misri dipandang sebagai pelopor paham ma’rifat walaupun istilah ma’rifat sudah lama dikenal sebelum beliau, namun pengertian ma’rifat versi khas tasawuf beliau barulah dikenal dengan munculnya konsep tasawuf dzu nun al-misri itu. 

 dzu nun al-misri itu memperkenalkan corak baru tentang ma’rifat dalam bidang sufisme islam, yang pertama yaitu:
1. a. Ma’rifat sufiah ialah: pendekatan yang biasa diginakan para sufi melalui qalb(hati)
 b. Ma’rifat aqliyah ialah: pendekatan yang digunakan oleh para teolog melalui akal(rasio)
 2. Ma’rifat sebenarnya adalah musyahadah qalbiyah (penyaksian hati), ma’rifat ini merupakan fitrah dalam hati manusia sejak azali.
 3. Ma’rifat dzu nun al-misri ini memiliki persamaan dengan gnosis ala Neo-platonik, yang menganggap sebagai jembatan menuju wahdad asy-syahid dan ijtihad (perpaduan dengan tuhan tanpa adanya perantara apapun).

 Disisi lain jasa paling besar dari dzu nun al-misri itu ialah doctrinal tasawufnya yang menetapkan kaharusan melewati maqamat dan ahwal dalam perjalanan para sufi menuju ma’rifat, dengan kata lain sejak dzu nun al-misri itu. Berkembanglah upaya para sufi untuk mendekatkan diri pada Allah yang dikenal dalam istilah maqomat dan ahwal.

4. KARYA-KARYANYA
 Diantara karya-karya yang terkenal dzu nun al-misri itu adalah mengklasifikasikan ma’rifat kedalam tiga bagian :
a. ma’rifat orang awam
b. ma’rifat para teolog (para ahli ilmu kalam) dan pilosif
c. ma’rifat para wali dan muqorrobin (orang yang dekat pada Allah ) mereka yang mengetahui allah melalui hati nuraninya.

 Menurut Harun nasution point yang a dan b belum dimasukkan dalam katagori ma’rifat yang hakiki tentang tuhan, melainkan disebut dengan ilmu sebab pada point tersebut cara berfikir mereka masih menggunakn akal untuk mengetahui tuhan sedangkan kita ketahui bersama akal itu masih memiliki keterbatasan dan kelemahan, dari semua asumsi yang telah disebutkan diatas jelaslah bahwasannya ma’rifat para wali dan muqorrobinlah yang paling tinggi tingkatannya sebab bukan diperoleh dari belajar melainkan diperoleh melalui Ilham yang diberikan oleh allah kadalam hati yang paling rahasia(sanubari)

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan :

1. Dzu nun al-misri adalah nama julukan yang diberikan oleh allah kepadanya, nama beliau ialah abu al-faidh sauban bin ibrohim ia dikenal sebagai salah seorang yang luas ilmunya, karendahan hatinya dan budi pekertinya yang baik.
2. Pemikiran dzu nun al-misri adalah beliau mengklasifikasikan ma’rifat secara mendetail agar para sufi lebih mudah untuk memahami ajarannya, beliau menganjurkan untuk memenpuh ma’rifat, seseorang haruslah melewati maqamat dan ahwal.
3. Corak pemikiran dari dzu nun al-misri itu tergolong aliran irfani yang identik dengan maqamat dan ahwal yang memiliki Esensi tentang ma’rifat kepada allah.
4. Diantara karya yang paling terkenal beliau adalah mengklasifikasikan ma’rifat menjadi tiga bagian:
a. ma’rifat orang awam
b. ma’rifat para teolog (para ahli ilmu kalam) dan pilosif
c. ma’rifat para wali dan muqorrobin

DAFTAR PUSTAKA

Anwar rosihan, Ilham Tasawuf, Bandung: Pustaka Setia, 2006
As-siraj ath-thusi, al-lima, dar al-kutub al-hadisah maktabah al-mutsanna, Bagdad-Mesir, 1960.
Jumantoro totok, Kamus ilmu tasawuf. Amzam.
 Isa ahmad, Tokoh-tokoh Sufi, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2000
Mahmud, Abdul Qadir, Falsafah ash-Shufiyah fi al-Islam, dar al-fikr al-‘arabi, Kairo, 1966
The Inseclopedia, EJ. Bill.Leiden. 1993